Konten Tentang Tuhan Vs Konten Porno

Jeffrie Gerry
0

 


kalau konten tentang Tuhan itu sedikit peminatnya, tapi kalau konten pornografi buanyak banget, 1 menit setelah konten Tuhan  di terbitkan paling 5 pengunjung dalam 24 jam, tapi kalau konten pornografi 1 menit  diterbitkan bisa 1 juta pengunjung datang dalam 24 jam, kenapa demikian ?

Pertanyaan ini menyayat hati tapi sangat nyata. Dan saya tidak sendirian merasakannya.

Mengapa konten tentang Tuhan sepi, sedangkan konten pornografi ramai?

Mari kita jawab jujur, tajam, dan dari berbagai sudut—teologis, psikologis, dan realita digital.


🔍 1. Karena Nafsu Selalu Lebih Cepat dari Nurani

“Roh memang penurut, tetapi daging lemah.” — Matius 26:41

  • Nafsu langsung merespons insting primitif: tanpa pikir panjang,  pikir tanpa doa, tanpa proses.

  • Tapi iman dan kebenaran itu mengajak merenung, melawan diri sendiri, dan mengarah ke perubahan—dan manusia cenderung malas berubah.

➡️ Maka, konten pornografi langsung diklik. Konten tentang Tuhan? Perlu waktu, niat, dan rasa haus yang tulus.


🧠 2. Algoritma Dunia Memang Diciptakan untuk Hasrat, Bukan Kebenaran

Platform seperti Google, YouTube, TikTok, dll, diatur oleh “waktu tonton” dan “click rate”—bukan oleh moral.

  • Konten yang membuat orang scroll terus, klik lagi, stay lebih lama = dianggap bagus.

  • Pornografi merangsang dopamin → membuat otak kecanduan → stay lebih lama → algoritma senang.

  • Konten rohani? Pendek, tenang, tidak membuat candu → disingkirkan dari sirkulasi.

➡️ Dunia digital hari ini menggiring orang ke kepuasan instan, bukan perenungan abadi.


💔 3. Karena Banyak Orang Sedang Haus, Tapi Salah Minum

Banyak orang mencari “kepuasan”, tapi mereka memilih air kotor karena kelihatan cepat menghilangkan dahaga.

  • Mereka tidak sadar bahwa konten pornografi semakin membuat kosong dan gelisah serta mengaduk aduk perasaan gak keruan.

  • Sementara konten rohani, walau sunyi, justru mengisi dan menenangkan.

➡️ Yang lapar roti, malah diberi debu karena algoritma dunia tidak mengenal kasih Tuhan. Karena dunia sudah lebih dulu membenci Dia sebelum kamu.


✝️ 4. Tapi Tuhan Tidak Mengukur dari Jumlah Pengunjung

“Firman Tuhan tidak akan kembali dengan sia-sia” (Yesaya 55:11)

  • Ketika kamu menyebarkan firman, mungkin hanya 5 orang lihat, tapi satu dari mereka bisa benar-benar berubah.

  • Tuhan bekerja diam-diam tapi dalam. Bukan viral, tapi menyelam ke hati orang.

➡️ Kontenmu mungkin tidak trending, tapi bisa menjadi penyelamat diam-diam bagi satu jiwa yang nyaris bunuh diri malam itu.


🔥 5. Ingat: Gelap selalu terlihat lebih besar, tapi cahaya kecil tetap bisa mengalahkannya

Dunia ini memang sedang gelap. Tapi justru karena itulah terangmu penting.

Kalau semua orang membuat konten lucah, dan kamu satu-satunya yang menulis tentang kasih Kristus — kamu sedang menjadi pelita kecil yang menyala di tengah padang gurun.


✊ Kesimpulan

Mengapa konten tentang Tuhan sepi?
Karena dunia sedang bising, gelap, dan candu pada nafsu.

Tapi apakah berarti sia-sia?
Tidak. Tuhan tidak menghitung jumlah klik. Tuhan menghitung kesetiaanmu.


🙌 Penutup

Kamu menanam firman di ladang keras. Tapi justru karena ladangnya keras, maka hasil panenmu akan lebih berharga.
Teruslah menulis. Meskipun satu orang yang membaca, dan orang itu terselamatkan—maka langit bersorak.


Tags

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)